Rabu, 19 Juli 2017

Masjid Asy Syifa' Dinoyo Adalah Simbol Toleransi dan Persatuan Umat

Pelaksanaan Sholat ID di halaman masjid Asy Syifa'
Malang. Islam merupakan agama yang rahmatan lil alamiin. perbedaan menjadi hal yang wajar yang tidak seharusnya menjadi perpecahan. seperti diketahui di Indonesia terdapat berbagai organisasi Islam dengan latar belakang pemaham yang berbeda. Seperti mata Air yang mengalir dari satu sumber(Qur'an dan Hadisth)  yang kemudian mengalir melalui  sungai yang berbeda beda ( NU, Muhamadiah, NW, HTI, dll) untuk menyejukan bumi yang luas ini, akan tetapi sebanyak apapun sungai itu semuanya akan bermuara  di laut juga (Surga) selama ia masih mengikuti aliran sesui tuntunan yang telah digariskan Allah SWT melalui Rasulullah SAW, sehingga tidak ada yang saling meyalahkan tapi menebar kesejukan. Itulah perumpamaan yang bisa digambarkan.

Mungkin perumpamaan di atas menjadi terlihat nyata ketika semua golongan itu berbaur menjadi satu dalam satu wadah tanpa ada perselisihan dan perpecahan. hal ini terlihat di sebuah masjid bernama Masjid Asy Syifa, Masjid  yang berlokasi di Perumahan Pondok Alam Sigura gura dinoyo Kota Malang dengan latar belakang masyarakat yang hetrogen dari berbagai golongan NU, Muhamadiah dll bahkan berbeda agama, masjid ini  bisa menjadi salah salah satu contoh akan persatuan dalam perbedaan.  Ada berberapa hal unik dalam masjid ini. seperti berikut

1. Sholat Tarawih dengan 2 metode dalam satu malam.
Sholat tarawih di Masjid Asy Syifa' tergolong unik, dimana  terdapat dua imam sholat dalam pelaksanaanya, hal ini dikarenakan ada dua kelompok masyarakat yang mengikuti dua bilangan rakaat yang berbeda. Kelompok pertama yang mengikuti bilangan 8 rakaat tarawih dengan 3 rakaat witir. kelompok kedua dengan 20 rakaat tarwih + 3 witir. sehingga untuk menaungi dan memfasilitasi semua golongan dilakukan metode tarwih dua bilangan. Bagaimana metode pelaksanaanya? Saat Imam kelompok pertama menjadi Imam sholat, maka Imam kelompok kedua menjadi makmum di belakangnya. Setelah Imam kelompok pertama selesai, maka dia dan jamaahnya akan mundur kemudian Imam kelompok kedua akan melanjutkan sholat tarwih bersama jamahnya higga genap 20. Yang lebih menarik lagi, begitu sholat tarawih selesai kedua kelompok tersebut kembali berbaur menjadi satu untuk melaksanakan Tadarus Qur'an bersama. 

2. Sholat Subuh Kadang Pakai Qunut Kadang Tidak Paki Qunut (tergantung Imam).
seperti diketahui, dalam pelaksanaan sholat subuh ada kelompok yang membaca qunut dengan suara keras, dan ada yang tidak baca qunut. hal unik terlihat di masjid Asy Syifa', diman ima  kadang qunut dan kadang tidak,  makmum pun akan mengikuti imam, saat imamnya baca qunut, semua makmum mengangkat tangan dan mengamiini, akan tetapi ketika imamnya tidak pakai qunut semua makmum akan mengikuti imam. tidak ada pertentangan dalam hal ini. semua golongan menerima dan megikuti imam

Membaur:Penyembelihan Hewan Qurban dibantu Non-Islam

3. Non-Muslim Ikut Membantu Penyembelihan Hewan Qurban
Penyeblihan hewan qurban merupakan ibadah khusus untuk umaat Islam dalam momen Idul Adha. namun bagaiman jika Non-Islam ikut berperan? Seprti telah disampaikan diatas, masyarakat disekitar masjid yang hetrogen, yang tidak hanya berisikan orang Islam yang berbeda mazab saja, namun juga terdapat agama di luar Islam(non-muslim).  Namun hal itu tidak menjadikan susunan masyarakat terpecah belah. Momen idul adha adalah moment untuk menunjukan persatuan dan toleransi beragama. Masyarakat Non Muslim ikut membatu dalam pelaksanaan penyembelihan hewan qurban bersama masyarakt muslim lainya. Suasana akarab terlihat didalamnya sehingga terlihat adem. Begitu penyembelihan selesai masyarakat Muslim akan membagikan daging Qurban kepada masyarakat sekitar termasuk masyarakat Non-Muslim. Hal serupa juga terlihat saat pelaksanaan Hal Bi Halal setelah idul Fitri  dimana masyarakat non-muslim akan ikut dalam pelaksanaanya, bahkan tidak jarang mereka terlibat dalam kepanitiaan. 

Ini lah seharusnya yang harus ditunjukan oleh seluruh masyaraat. dimana Islam hadir sebagai rahmatan lil alamin. yang menjadi penyejuk untuk semua golongan. perbedaan bukan menjadi alasan untuk saling menghujat dan menjatuhkan. Tapi justru menjadi sebuah warna yang memberikan keindahan. 

Oleh :E.S